Posted By: Pesantren Yusuf Mansur
-----------------------------------------------------------------------------
Terkadang, kita sering merasa berat sekali untuk berdakwah. Malas sekali rasanya kita menggerakkan bibir, malas sekali rasanya melangkahkan kaki. Mengapa bisa demikian? Mungkin karena kita melihat dakwah sebagai sarana untuk memperbaiki orang lain, bukan untuk memperbaiki diri sendiri.
Pada dasarnya memang dakwah adalah sarana memperbaiki atau mengingatkan orang lain. Namun disamping itu, dakwah juga merupakan sarana untuk memperbaiki diri. Seperti yang khatib Jumat sering ucapkan pada pembukaan khutbahnya, “Ushikum wa nafsiy bitaqwallah.” Aku menasehati anda semua dan diriku sendiri untuk bertakwa kepada Allah.
Ini artinya adalah bahwa ketika kita berdakwah sebenarnya kita juga sedang menasehati diri kita sendiri.Hal ini dapat diibaratkan seperti kita berteriak ke arah tebing di lembah. Semakin keras teriakan kita, semakin keras pula pantulan suara itu kembali kepada kita. Ketika kita teriakkan, “Mari kita shalat!”, tebing akan memantulkan suara menggema berulang-ulang, shalat… shalat… shalat…
Ketika kita menyeru orang lain untuk melakukan sesuatu, maka akan muncul seruan yang dibenak kita untuk melakukan hal yang sama. Ketika kita mengatakan, “Wahai kaum muslimin, kobarkan semangat dakwahmu!” maka benak kita akan menerjemahkannya sebagai pesan yang positif. Dan juga, benak akan memerintah organ jantung mendukung pesan tersebut dengan mempercepat peredaran darah keseluruh tubuh. Sehingga tubuh kita merasa segar dan aktif. Oleh sebab itulah, kita sering merasa bersemangat beramal setelah kita memotifasi orang lain untuk beramal. Pernahkah anda merasakannya?
Ya, dakwah itu sungguh bermanfaat untuk membuat kita menjadi orang soleh. Ia adalah sarana untuk memperbaiki diri, bukan melulu untuk memperbaiki orang lain.
Bila dakwah sudah menjadi sarana positif untuk memperbaiki diri, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak terlibat didalamnya. Semakin sering kita menasehati orang lain, semakin sering pula kita menasehati diri kita. Orang lain baik, kita juga baik. Insyaallah.
-----------------------------------------------------------------------------
Berdakwah itu merupakan langkah untuk perbaikan diri sendiri
Aaaaa
BalasHapusKenapa ada yang berkhutbah jumat membaca ushini bukan ushikum
BalasHapusUshini artinya wasiat untuk diri sendiri
Hapusushikum artinya wasiat untuk kalian( jama'ah jum'ah)
jadi maksudnya khotib menasehati diri sendiri sebelum menasehati orang lain
Trima kasih .pencerahannya
HapusApakah itu perbedaan antara muhammadiyah dan nahdlotul ulama?
BalasHapusAlahmdulillah
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBismillah
BalasHapusMana yang benar usikum ibaadallah wa nafsi bitaqwallah atau usikum wa nafsi bitaqwallah
Ushikum wanafsi bitaqwallah
HapusUshikum humafik amatorik asalamualaikum waroh matulloh wabarokatuh yang bener gimana usdt?
BalasHapusKalo sebelum penutupan kita baca usikum wa napsi bitaqwallah setelah itu diteruskan dengan kata kata wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, apakah menurut pak ustadz bagus jika ingin menutup dengan kalimat usikum wa napsi bitaqwallah wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh?
BalasHapus