Biografi Ustadz Yusuf Mansur: Lahir Dari Keluarga Yang Taat
Ustadz Yusuf Mansur lahir dari sepasang orang tua betawi, Abdurrahman Mimbar dan Humrif’ah. Ustadz
yang lahir pada tanggal 19 desember 1976 di Jakarta ini mendapatkan pendidikan
agama yang kental sejak kecil. Setelah lulus MTS beliau melanjutkan pendidikan ke
MAN di bilangan Jakarta Barat pada tahun 1992.
Karena tertarik dengan dunia komputer, Ia kuliah jurusan
informatika di salah satu perguruan tiggi di Bogor. Karena salah gaul dan lebih
suka balapan motor ketimbang kuliah, beliau di drop out dari perguruan tinggi.
Setelah DO dari perguruan tinggi umum, kembali
mencoba kuliah di UIN Jakarta mengambil jurusan Peradilan Islam. Sempat juga DO
tapi bangkit lagi dan kembali mendaftar kuliah disana.
“Waktu itu, saya bersita-cita ingin menjadi hakim yang jujur dan amanah. Kalau nggak jadi hakim minimal jadi penghulu. Bisa beramal ngawinin orang banyak," kelakarnya.
Suka Bisnis Sejak Muda
Sejak muda, sang Ustadz udah hobi bisnis. Beliau
pernah menjalankan bisnis informatika, walaupun DO di jurusan informatika,
beliau sudah terlanjur jatuh hati pada bidang ini. Kecintaannya pada bisnis ini
dipengaruhi oleh Luthfi, teman satu kamar beliau saat kos di Bogor.
“Luthfi jago di bidang komputer. Mungkin ini menular pada Yusuf Mansur,” kata Kamarusdiana, sahabat Yusuf saat kuliah.
Saat ini, untuk mewujudkan kecintaan beliau pada ilmu informatika, beliau telah mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu
Komputer Cipta Karya Informatika. Beliau menggawangi perguruan tinggi ini
bersama dua rekannya.
Masa-masa Kelam
Setelah beberapa lama menjalankan bisnis informatika,
beliau terlilit utang yang sampai miliaran rupiah. Karena tak sanggup bayar
hutang, akhirnya beliau mendekam di bui selama dua bulan yaitu tahun 1996. Dua
tahun kemudian, tahun 1998, beliau kembali masuk bui dikarenakan cara hidup dan
pergaulan yang salah.
“Saat itu saya lupa dan jauh dari Allah. Dampak dari
itu luar biasa,” ucap Ustad Yusuf Mansur.
Namun, justru di penjara inilah beliau mendapat
hikmah yang sangat besar yang kelak mengantarkannya pada posisinya saat ini.
Mendapatkan Hidayah Dari Semut
Ketika masuk penjara untuk kedua kalinya, Yusuf
Mansur mendapatkan hidayah dari semut. Waktu itu ia mempunyai sepotong roti dari hasil
pembagian sipir penjara. Ketika hendak ia santap, ia melihat barisan semut yang
sedang mencari makan.
''Tuhan elu sama dengan Tuhan gue. Begini dah, kalau gue berdoa tidak bakal terkabul karena dosa gue banyak, tapi, kalau elu pada yang berdoa barangkali terkabul. Nih, elu makan roti, tapi doakan gue bisa makan nasi. Perut lapar, nih,'' ia menirukan lagi ucapannya saat itu.
Setelah itu, tidak berapa lama, tiba-tiba sipir penjara mengantarkan nasi padang untuknya. Beliaupun kaget tak percaya. Beliau yakin, Allah telah membalas sedeka kepada semut dengan sebungkus nasi padang. Beliau lalu menyimpulkan bahwa dengan bersedekah kepada semut saja dia sudah diberi ganjaran kontan sama Allah, apalagi bila bersedekah kepada manusia.
Dari kejadian itu, beliau merasakan panggilan Allah untuk menyampaikan misi, bahwa nasib bisa berubah dengan bersedekah.
Dari kejadian itu, beliau merasakan panggilan Allah untuk menyampaikan misi, bahwa nasib bisa berubah dengan bersedekah.
Awal Menjadi Dai
Setelah keluar bui tahun 1999, Yusuf
Mansur mencari tempat yang tepat untuk menyebarkan misinya. Ia bertemu Ustadz
Basyuni, seorang ulama lokal di dekat Terminal Kalideres. Ustadz Basyuni punya
rumah makan Padang di dekat terminal itu. Dan juga punya majelis pengajian,
yang anggotanya terdiri dari masyarakat umum dan mantan preman.
Yusuf Mansur memberanikan diri mengajar di terminal itu sekali
semingu bersama Ustadz Basyuni. Selama dia mengajar, ia berbagi pengalaman dahsyat tentang bersedekah. Efeknya, ada banyak preman yang
tobat, mereka punya latar hidup yang gelap seperti pembunuh, pemerkosa, calo
tukang peras, dll.
Memang, hidayah Allah itu datang tidak
pilih bulu. Dia mampir kepada siapa saja yang menginginkannya. Dari sanalah Yusuf Mansur
mulai rutin bersentuhan dengan permasalahan umat melalui dakwah.
Dan gebrakan dakwah pertamanya
adalah setelah beliau menerbitkan buku pertamanya yaitu Wisata Hati; Mencari
Tuhan yang Hilang. Tanpa beliau duga, buku perdana ini mendapat sambutan yang
luar biasa dari pembaca, beliau kebanjiran order bedah buku. Didalam
penyampaiannya, ustadz yusuf selalu menyisipkan keajaiban sedekah. Beliau juga
menceritakan kisah nyata yang ajaib dari efek sedekah ini.
Dan
kerana penyampaiannya yang seperti ustad dan juga karena gayanya yang bertutur (gaya
orang betawi ngobrol), beliau dilirik banyak majelis taklim di Jakarta untuk
mengisi majelis mereka. Dan dari mulut ke mulut, acara ke acara, even ke even,
akhirnya terkenallah Ust Yusuf Mansur sebagai penceramah kondang dan sampai dilirik oleh stasiun TV.
Habis gelap terbitlah terang. Pepatah ini tepat
untuk menggambarkan perjalanan sukses dakwah Ust. Yusuf Mansur. Setelah keluar masuk bui,
beliau segera bangkit dan mendekatkan diri kepada Allah yang telah mengilhaminya sebuah arti kehidupan.
Demikian sekelumit Biografi Ustadz Yusuf Mansur. Semoga anda terinspirasi.